CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PEMBELAJARAN PAI
Oleh: Muhammad Nuruddin, S.Pd.I
A.
Latar Belakang
Pendidikan menjadi sangat penting
dalam kehidupan manusia, karena pendidikan manusia dapat meningkatkan pola
fikirnya, terlebih untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks dan
menantang. Warga negara Indonesia perlu memiliki kepribadian, ketrampilan, dan
kompetensi tertentu agar mereka dapat menghadapi dan mengatasi kecenderungan
yang tidak di inginkan serta dapat mendorong kecenderungan yang di inginkan
yang tumbuh dari tata kehidupan yang semakin mengglobal. Dalam proses
pendidikan sendiri mempunyai beberapa tujuan, diantaranya menggali dan
mengembangkan potensi iman atau fitrah manusia dalam bentuk manusia berakhlak
mulia..[1]
Hal ini sesuai dengan UU RI Nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab VI bagian kesembilan pasal 30
merumuskan bahwa Pendididkan keagamaan
berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami
dan mengamalkan nilai-nilai ajaranagama islam dan atau menjadi ilmu agama.[2] dengan landasan ini, pendidikan harus terus
di upayakan, di laksanakan melalui proses pembelajaran, baik di lingkungan
sekolah maupun di masyarakat. Sedang untuk mengembangkan pikiran dan perasaan
manusia harus didik dalam proses kependidikan agama perlu di desain model
pembelajaran. (M. Arifin, 1995:73).
Sehingga apa yang menjadi tujuan
dari proses pembelajaran itu sendiri dapat dicapai. Pembelajaran pada
hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, dalam interaksi
tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor formal yang datang
dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungannya.
(Mulyasa, 2003:73).[3]
Harus kita sadari pelaksanaan
pendidikan di Indonesia pada umumnya masih menempatkan guru sebagai sumber ilmu
pengetahuan. Metode cerita dan ceramah dianggap sebagai pilihan strategi
pembelajaran yang bisa mengatasi masalah, terutama untuk mata pelajaran ilmu
sosial atau pendidikan agama, kebanyakan guru merasa kesulitan mencari cara
pembelajaran yang efektif dan disini guru harus bisa mememiliki strategi
pembelajaran yang tepat sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Selain itu
guru harus bisa mengemban tugas yang paling utama, yaitu mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik
(Mulyasa, 2003:73).
Sedangkan pendidikan Islam yang
diselenggarakan dewasa ini lebih menekankan pada dataran kognitif saja, belum
sampai ranah afektif dan psikomotorik. Padahal penerimaan ajaran Islam tanpa
banyak komentar adalah pendekatan yang ta'abudi, yaitu pendekatan yang
mengabaikan illat hukum dan hikmah tasyri', ajaran Islam harus didekati secara
ilmiah dan rasional. (Adnana Kamal, 1996:16)
Dari latar belakang tersebut
ditegaskan bahwa pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dalam
pemberian materi kepada siswa. Dimana pendekatan ini merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata.(Depdiknas, 2002:01).
Pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) adalah suatu pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari
dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep tersebut ada tiga
hal yang perlu dipahami. Pertama, CTL menekankan kepada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Artinya proses belajar
diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam
konteks CTL, tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran akan tetapi
proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan
hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya
siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengkorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi
siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang
dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah
dilupakan. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang
dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi itu dapat mewarnai perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk
ditumpuk diotak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam
mengarungi kehidupan nyata. (Wina Sanjaya, 2005:109-110).
B.
Kajian Pustaka
1.
Contextual Teaching and Learning (CTL)
a.
Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pernbelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Muhyi Batubara,
204:101). Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
KARYA LEBIH LENGKAP DAPAT DI DOWNLOAD GRATIS DI:
http://www.ziddu.com/download/19351930/1.CTLpemb.PAI.docx.html
mohon izin mas ngopi ? Semoga ilmumu bermanfaat bagi umat amiiin
BalasHapus